Peringatan Kemerdekaan Indonesia ke – 80 Tahun ; Umat Khonghucu isi dengan Ibadah bersama dan Refleksi

 

Jakarta – Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80 pada tahun 2025 menjadi momentum bersejarah bagi seluruh rakyat Indonesia. Delapan Puluh (80) bukan sekedar angka, delapan dekade menjadi pengingat akan jasa para Pahlawan yang telah memperjuangkan bangsa Indonesia. Peringatan Kemerdekaan harus dimaknai lebih daripada sekedar seremoni, kemerdekaan tidak hanya tentang upacara dan lomba. Lebih dari itu, Hari Kemerdekaan adalah momentum refleksi atas perjuangan para pahlawan yang telah mengorbankan jiwa dan raga demi kemerdekaan bangsa.

(Foto bersama seluruh peserta Ibadah Bersama Umat Khonghucu)  

 

Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN) bersama MAKIN Jakarta Barat menyelenggarakan Refleksi Kemerdekaan Indonesia sekaligus Ibadah Bersama Umat Khonghucu di Gedung Khonghucu Yayasan Tepasalira, pada tanggal 16 Agustus- Sabtu yang lalu. Acara tersebut dihadiri Xs. Budi S. Tanuwibowo Ketua Umum MATAKIN, Ws. Sunarta Hidayat - Sekretaris Bid. Kerohanian, Ws. Chandra Setiawan – Wakil Ketua Umum Bid. Pendidikan & Luar Negeri, Dq. Peter Lesmana – Wakil Ketua Umum Bid. Organisasi, Hukum, Humas dan IT, Bapak Lim Foeng Sin – Anggota Dewan Pengawas Yayasan Tepasalira, serta hadir umat Khonghucu Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dengan total peserta lebih dari 100 umat hadir dalam Kebaktian bersama yang diisi oleh Ws. Urip Saputra pada sesi Jiang Dao / Khotbah.  

 

Momen kemerdekaan menjadi momen refleksi untuk menilai dan menilik sejauh mana bangsa ini telah melangkah dan apa yang masih harus diperjuangkan kedepannya. Ketua Umum MATAKIN dalam penyampaian nya ketika membuka acara refleksi menyebutkan bahwa “bonus demografi” adalah hal yang harusnya dimanfaatkan dengan baik.

(Momen ramah tamah refleksi Kemerdekaan Indonesia)

 

“Bangsa Indonesia hanya bisa maju dengan memanfaatkan Bonus Demografi, hanya bila umat dan masyarakatnya : (1) mampu menerapkan nilai-nilai Ketuhanan (Zhi  Ren Yong Shu dan Bade) dalam realita kehidupan sehari-hari dan menghilangkan sifat "Suka Menggerutu kepada Tuhan" (Ngresulah), (2) bertanggung jawab penuh, tulus berbakti dan mencintai Keluarga, Masyarakat, Bangsa, Negara, Dunia dan Kemanusiaan dengan tulus hati dan bebas dari sifat ego diri, iri hari (Ngiri), (3) Suka belajar mengasah diri, cinta ilmu teknologi dan pembaharuan, serta bebas dari rasa tinggi hati dan merasa diri paling pintar (Ngeminteri), (4) Egaliter, berpegang pada prinsip "Apa yang diri sendiri tiada inginkan, tabu kenakan ke orang lain (己所不欲,勿施于人 Jǐ suǒ bù yù, wù shī yú rén) dan berprinsip "Di empat penjuru lautan semua Saudara (四海之内皆兄弟也 Sì hǎi zhī nèi jiē xiōng dì yě), serta jauh dari sifat memaksa, dan serakah (Ngakahi), (5) Tidak melupakan sejarah, menghormati budaya dan adat istiadat serta nilai - nilai leluhur, tetapi juga jauh dari sifat kukuh tidak mau maju (Nggandoli), (6) harus mampu visioner, berpikir jauh ke depan dan menyiapkan generasi muda sebaik-baiknya, serta jauh dari sifat masa bodoh, kaku, easy going dan jauh dari sifat suka lupa kewajiban dan cuma pandai menghindar (Ngeles), dan (7) Berusaha maksimal menjadi insan yang berbudi pekerti luhur, tangguh dan bebas dari sifat menjelek-jelekan sesama dan suka ngambek (Ngrasani).  Jelas Xs. Budi

 

 

Usai penyampaian dan penjelasan dari Ketua Umum MATAKIN, dilanjut dengan pemaparan Ws. Chandra Setiawan yang menceritakan bagaimana perjuangan MATAKIN terdahulu.

 

“Untuk mencapai keadaan MATAKIN saat ini, pemimpin MATAKIN terdahulu menghadapi lika liku yang tidak mudah untuk membangun organisasi ini. Kedepannya Pemuda Khonghucu harus mempunyai keberanian yang sama untuk memperjuangan esksistensi Khonghucu di Indonesia” papar Ws. Chandra

 

Usai pemaparan dan refleksi yang disampaikan oleh Ketum MATAKIN dan Waketum MATAKIN, dilanjut dengan penerimaan sumbangan papan berisi uraian isi Kitab San Zi Jing dan 3 (tiga) guci berisi gambar Nabi Kongzi, kisah 24 Anak Berbakti dan Puisi zaman Dinasti Song yang disumbangkan Dq. Auwjang Phin Khuan - Wakil Ketua Bidang Dana MATAKIN kepada MATAKIN yang diterima secara simbolis oleh Ws. Chandra Setiawan dan acara dilanjutkan hingga usai dengan ramah tamah Pengurus MATAKIN & peserta acara. 






(Penerimaan sumbangan dari Dq. Auw Jang Phin Khuan) 


BAGIKAN

Whatsapp Facebook